Sebaliknya, dalam usia itu manusia sangat rentan
diserang dengan berbagai penyakit-penyakit kronis dan mematikan. Jika diusia
tersebut sedang mujur dan panjang umur, akan membawa manusia ketingkat
puberitas lagi.
Nah, dalam masa puber ini banyak orang mengambil
langkah poligami, walau dengan berbagai alasan masing-masing. Baik membantu
kaum wanita, bina rumah tangga, atau hawa nafsu belaka. Niat dan cara yang
ditempuh sangat tergantung kepada pribadi masing-masing. Hal yang terpenting,
sah!
Jadi saya melihat Indonesia saat ini, dari
berbagai sudut pandang. Apalagi hadirnya program BBM Satu Harga sejalan
PerMenESDM No.36 Tahun 2016, tanggal 10 November 2016. Berdasarkan SK Dirjen
No.09K/10/DJM.O/2017 terdapat 148 kabupaten lokasi distribusi BBM Satu Harga secara
bertahap dari 2017-2020.
Saya melihat, daerah terpencil, terdepan,
terluar, dan tertinggal (4T) seperti di Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan, dan daerah 4T lainnya bukanlah seorang gadis lagi. Namun
daerah 4T tersebut ialah ibarat selir kaya yang malang, dimanfaatkan tapi tidak
diperhatikan.
Artinya, daerah 4T itu sangat kaya-raya dan
mewah, hanya saja penghuninya belum ada daya untuk mengelolanya. Baik kayu,
emas, batubara, gas, dan minyak yang ada di rumah mereka. Akhirnya, yang memanfaatkan
selama ini tetangga yang cerdik untuk kepentingan sendiri.
Terbukti selama ini yang tampil mewah hanya istri
tua tertentu saja, yakni kawasan perkotaan, terutama daerah Pulau Jawa
didandani dengan mewah dan cantik. Sebaliknya, istri tua yang lain, seperti
daerah Nusa Tenggara, Kalimantan, dan lainnya masih sebagai penonton saja.
Apalagi istri muda, yaitu Papua sejak menerima
pinangan Indonesia 1 Mei 1963 yang lalu, masih dianggap selir dan semakin tidak
terurus meskipun ia berada di bangunan yang kaya-raya. Terbukti sampai saat
ini, daerah Papua dinyatakan kawasan tingkat kemiskinan tertinggi di rumah
Indonesia.
Bayangkan saja, ketidakadilan yang tercipta
selama ini membuat komunikasi dengan beberapa kawasan “selir” lumpuh.
Infrastruktur lemah, harga mahal, kesenjangan ekonomi dan sosial tidak
teratasi. Di daerah “selir” ini, BBM per liter bisa mencapai Rp25 ribu, yang
sangat membebani masyarakat.
Pada zaman millineals ini, dan dengan usia tengah
memasuki 73 tahun, Indonesia mulai memperhatikan para “selirnya”, terutama di
kawasan Timur Indonesia. Selama ini “selirnya” yang kaya ini diacuhkan, karena
lebih peduli pada kawasan Barat, Utara, dan Selatan, terutama perkotaan.
Salah satu cara memanjakan “selir” atau “madunya”
ini pemerintah Indonesia melalui PT Pertamina mulai membuka diri, dan
transparan dengan bentuk keadilan. Salah satunya dengan program BBM Satu Harga,
yang selama ini harga BBM di daerah “madunya” ini selangit.
Sejak tahun 2016 yang lalu, pemerintah mulai
komitmen merealisasikan BBM Satu Harga di berbagai daerah, dengan target 150
titik dari 2017-2020 yang akan datang. Program BBM Satu Harga ini, sebagai
bentuk kepedulian pihak pemerintah dan Pertamina dalam mewujudkan pembangunan
yang merata.
Dengan harapan, sebagai negara yang kaya, maka
tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak bisa berlaku adil. Ibarat
syarat poligami, Indonesia sangat memiliki kemampuan. Hanya saja, kasarnya
selama ini kekayaan yang ada belum dikelola dengan baik, jadi tidak berkeadilan
bagi daerah lain.
Berharap besar, dengan adanya BBM Satu harga ini
memberi keadilan bagi seluruh “madunya” pemerintah di rumah Indonesia ini, bisa
merasakan cinta dan indahnya sebuah kemerdekaan. Bila saja BBM Satu Harga bisa
dikelola dengan baik, akan membuka inovasi, kreativitas, dan peluang baru bagi
masyarakat yang ada di dalamnya.
Wujudnya, akan tercipta roda ekonomi masyarakat
yang lebih berkelanjutan, pembangunan infrastruktur semakin terdepan, dan
kesenjangan ekonomi dan sosial semakin berangsur hilang. Mulai sekarang
berhentilah mengurusi ego masing-masing, agar tidak ada lagi sekat pemisah hak
dan kewajiban bagi seluruh warga.
Jika tidak mau diracuni dan didatangi penyakit
kronis, jangan dianggap lagi suatu daerah itu “selir” atau “madu”, namun
jadikan sebagai istri sah yang patut diperhatikan. Semoga tetap akur dan kerja
bersama sesuai Nawa Cita, sehingga tidak ada yang terceraikan. Semoga!
0 Comments
Jika bermanfaat tolong sebarkan dengan mencantumkan sumber yang jelas. Terima Kasih !